Selisih persentase lembaga survei Median dengan lembaga lain dinilai wajar oleh peneliti.
Pascadebat pertama pilpres pekan lalu, lembaga survei Media Survei Nasional atau Median merilis hasil soal elektabilitas pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno yang memperkecil gap elektabilitas. Publik terutama lawan politiknya bereaksi dengan menuding kalau hasil survei Median berat sebelah.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Tb Ace Hasan Syadzily tidak yakin akan hasil survei Median. Ia justru mengingatkan agar masyarakat aktif untuk mencari tahu latar belakang lembaga survei partisan.
"Sandingkan dengan hasil lembaga survei yang lain. Kalau hasil surveinya nyeleneh sendiri patut diduga lembaga survei tersebut sedang membangun framing politik," kata Ace pada Selasa (22/1).
Ace beralasan mayoritas lembaga survei menyebut selisih suara pangan Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandi dua digit atau sekitar 20%, jadi menurutnya terbilang tidak biasa ketika lembaga survei menemukan hasil lain. Ace menuding hasil survei Median, seakan membenarkan klaim yang dilakukan yang oleh Prabowo-Sandi selama ini.
"Beberapa saat setelah klaim survei internal paslon 02 itu disampaikan ke publik, muncul rilis Median menjustifikasi klaim survei internal bahwa selisih elektabilitas pada Januari tinggal satu digit atau sekitar 9,2%," kata Ace.