Pada Pemilu 1977, PPP menjadi ancaman bagi Golkar dan pemerintah Orde Baru.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) benar-benar menghadapi guncangan besar usai ketua umum mereka, Romahurmuziy, beberapa waktu lalu ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus suap jual beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag).
Partai berlambang Kakbah itu, kini memiliki ketua umum baru, yakni Suharso Monoarfa, untuk bertarung di ajang Pemilu 2019. Sebuah misi yang berat untuk meraih kembali kepercayaan publik.
Kondisi terbalik dialami pada Pemilu 1977. Saat itu, PPP menjadi ancaman serius bagi Golongan Karya (Golkar). Di Pemilu 1977, PPP merupakan hasil fusi partai-partai bercorak Islam peserta Pemilu 1971, seperti Nahdlatul Ulama (NU), Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti).
Kematian yang janggal