Tuduhan KPU curang dan meninggalnya petugas KPPS yang terus beredar luas semakin menyebalkan dan sungguh keterlaluan.
Ketua Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), Philips Vermonet, akhirnya angkat bicara soal tuduhan yang dialamatkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dianggap berbuat curang dalam melaksanakan pemilihan umum atau Pemilu 2019.
Menurutnya, hoaks yang beredar mengenai tuduhan KPU curang dan meninggalnya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang terus beredar luas semakin menyebalkan dan sungguh keterlaluan. Karena itu, dirinya merasa perlu menyampaikan pandangannya terhadap hal tersebut.
Philips mengatakan, Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU yang memperlihatkan real count itu dibuat sebagai proses transparansi, sehingga masyarakat dapat mengaksesnya kapan dan di mana pun. Jika ada kesalahan dari proses penghitungan suara, masyarakat bisa melaporkan kesalahan itu.
“Situng ini menjadi aksesibel buat publik dengan maksud transparansi. KPU taruh semua scanned C1 itu di web supaya kita semua bisa memeriksa. Jadi logikanya di mana kalau KPU secara sistematis mencurangi?? Kalau mau curang, tidak ada itu KPU membuka akses untuk publik melihat,” kata Philips dalam keterangannya pada Minggu, (12/5).
Menurut Philips, yang paling mungkin berbuat curang adalah para calon legislatif. Pasalnya, mereka tersebar dan bisa fokus pada tempat pemungutan suara daerah pemilihannya. Sebaliknya, jika untuk calon presiden, kata dia, agak sulit jika hendak berbuat curang.