Perolehan suara PPP mengalami penurunan, namun tetap dapat menduduki kursi DPR RI.
Meski menunjukkan penurunan, perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) relatif stabil. Menurut hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, PPP lolos melewati ambang batas parliamentary threshold (PT) 4%.
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Yon Machmudi menilai, hal ini menunjukkan PPP memiliki pemilih loyal yang tidak mudah beralih karena isu-isu tertentu. Hal itu juga menunjukkan bahwa politik aliran masih kuat.
"Budaya politik di Indonesia menunjukkan bahwa para pemilih loyal ini masih sangat besar. Mereka ini sulit berpindah ke partai lain. Tentu pemilih loyal mengonfirmasi masih kuatnya politik aliran di Indonesia," kata Yon kepada reporter Alinea.id, Kamis (18/4).
Dibanding pemilu tahun 2014, perolehan suara PPP mengalami penurunan meski tidak signifikan. Hal ini agak di luar dugaan, karena sebelum pemungutan suara, Romahurmuziy yang masih menjabat sebagai Ketua Umum PPP, terjerat masalah hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pada 2014 lalu, PPP mendapat suntikan elektoral sebanyak 8.157.488 atau sekitar 6,5% dari total pemilih nasional. Adapun hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, menunjukkan PPP hanya melebihi sedikit ambang batas 4%.