Hingga pukul 16.30 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 13 kali gempa bumi susulan.
Gempa bumi terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu, (17/3) sekitar pukul 14.07 WIB atau 15.07 WITA. Gempa bumi dengan kekuatan 5,8 Skala Richter tersebut tidak berpotensi tsunami. Namun, dirasakan oleh warga di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi berada di laut pada jarak 24 km timur laut Kabupaten Lombok Timur, 36 km timur laut Kabupaten Lombok Utara, 37 km barat laut Pulau Panjang, Kabupaten Sumbawa, dan 63 km timur laut Kota Mataram. Gempa bumi itu berada di kedalaman 10 kilo meter (km).
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini disebabkan oleh aktivitas sesar lokal di sekitar Gunung Rinjani,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu (17/3).
Rahmat menjelaskan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,47 LS dan 116,55 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 20 km arah utara Kota Selong, Kabupaten Lombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 19 km. Dua menit kemudian pada pukul 14.09.19 WIB terjadi gempa bumi susulan dengan M=5,1 pada 8,51 LS dan 116,49 BT berkedalaman 10 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal,” katanya.