Tolak ukur kecurangan yang disebut massa adalah surat tercoblos di Malaysia dan kesalahan input suara C1.
Sejumlah masyarakat yang tergabung dalam aliansi Komando Barisan Rakyat Lawan Pemilu Curang menggelar aksi demonstrasi di Kantor Badan Pengawas Pemilu (Pemilu). Mereka menuntut lembaga pengawas pemilu itu untuk menyatakan pemilihan umum, 17 April lalu adalah curang.
Koordinator Aksi Zumhur Hidayat menganggap pesta demokrasi lima tahunan tersebut sudah diatur sedemikian rupa untuk memenangkan salah satu pasangan calon. Dia melihat hal itu terjadi dari perencanaan, pelaksanaan, sampai setelah pelaksanaan telah diatur sedemikan rupa.
"Jadi kita kesini bukan menuntut soal kecurangan pemilu. Kalau kecurangan cuma satu sampai dua TPS, kalau ini pemilunya curang. Karena itu kita meminta kepada Bawaslu untuk menyatakan bahwa pemilu ini curang," kata Jumhur, di depan Kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Rabu (24/4).
Menurut Jumhur kecurangan dapat terlihat dari berbagai peristiwa yang dianggapnya janggal, seperti kesalahan input suara C1 yang terjadi di berbagai daerah.
Selain itu, dia menilai kecurangan pemilu tidak terjadi hanya di Indonesia saja. Jumhur menganggap surat suara tercoblos yang terjadi di Malaysia menjadi contoh kecurangan yang dilakukan oleh satu pasangan calon.