Fenomena dejavu Anies Baswedan bisa saja terjadi pada Pilpres 2023. Hanya saja dengan beberapa catatan.
Anies Baswedan bersama Sandiaga Uno berhasil menjuarai kompetisi Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017. Padahal berulang kali hasil survei tidak menjagokan mereka. Hasil survei kerap menempatkan Ahok dan Djarot pada peringkat pertama pada saat itu. Setidaknya, ada lima lembaga survei yang menunjukan hasil demikian.
Saiful Mujani Research Center (SMRC) menunjukkan Ahok-Djarot sebagai unggulan. Sementara Anies-Sandiaga menyusul dan AHY-Sylvi di peringkat terakhir. Riset Alvara Research Center juga menghasilkan Ahok-Djarot sebagai yang pertama, bedanya Anies yang duduk di kursi buncit.
Riset Indikator Politik juga tak jauh berbeda. Hanya AHY-Sylvi di peringkat kedua dan Anies-Sandiaga yang terakhir. Riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA dan Poltracking Indonesia menampilkan AHY-Sylvi yang pertama dan Anies-Sandiaga tetap paling bawah.
Hanya riset Polmark Research Center yang menampilkan Anies-Sandiaga dalam posisi teratas dan Ahok-Djarot di posisi paling kecil. Sejarah kemudian membuktikan kalau pasangan Anies-Sandiaga lah yang akhirnya memenangkan kontestasi Pilkada DKI Jakarta pada saat itu.
Anies terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta seusai mengalahkan Ahok-Djarot lewat dua putaran. Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU DKI Jakarta, pasangan Anies-Sandi meraup perolehan total 3.240.987 suara atau sebesar 57,96%. Sedangkan Ahok-Djarot hanya meraih 2.350.366 suara atau 42,04%.