SBY dalam suratnya menyatakan kampanye Prabowo-Sandiaga tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menulis surat dari Singapura pada Sabtu (6/4) kepada petinggi Partai Demokrat (PD). Dalam suratnya, SBY menyatakan konsep kampanye akbar Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Gelora Bung Karno hari ini (7/4) tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif.
SBY menugaskan Ketua Dewan Kehormatan PD Amir Syamsudin, Waketum PD Syarief Hassan dan Sekjen PD Hinca Panjaitan menyampaikan saran kepada Prabowo-Sandiaga agar penyelenggaraan kampanye nasional tetap mencerminkan kemajemukan Indonesia.
Selain itu kampanye juga disarankan mencerminkan persatuan (unity in diversity), mencegah demonstrasi apalagi show of force identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuansa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrim.
Untuk diketahui, Partai Demokrat menjadi bagian di dalam penyelenggara kampanye akbar tersebut.
Menanggapi surat dari mantan presiden RI itu, Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum PD Ferdinand Hutahaean mengatakan surat SBY itu benar adanya. Namun, surat itu sejatinya hanya untuk kalangan internal dan tidak seharusnya beredar keluar Partai Demokrat.