Doa Anies adalah bentuk ke-tawadhu-an Anies kepada Surya Paloh yang secara umur maupun kiprah politik jauh lebih tinggi dibanding dirinya.
Pengasuh Ponpes Tahfidul Quran, Narukan, Rembang, Gus Mahasin Nursalim, merespons positif sikap bacapres Anies Baswedan, yang diberi kesempatan utama orasi malah memanjatkan doa, pada Apel Siaga Perubahan yang diselenggarakan oleh Partai Nasdem di Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Anies memilih melakukan pembacaan doa dari pada orasi berapi-api sebagaimana umumnya dilakukan oleh seorang bakal calon presiden. Ini justru menunjukkan adab seorang Anies Baswedan. Dia tidak mau berpidato panjang berapi-api di hadapan tokoh senior pendiri sekaligus ketua partai yang telah memilihnya menjadi seorang calon presiden, yaitu Surya Paloh. Doa Anies adalah bentuk ke-tawadhu-an Anies kepada Surya Paloh yang secara umur maupun kiprah politik jauh lebih tinggi dibanding dirinya," papar dia dalam keterangan resminya.
Adab Anies Baswedan ini sesungguhnya mengikuti ajaran Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali. Imam Al-Ghazali mengajarkan, inti dari tawadhu adalah memandang orang lain memiliki kemuliaan lebih dibanding dirinya. Dengan kata lain selalu husnuzon (baik sangka) kepada orang lain.
Pada kesempatan itu, orasi sepenuhnya diberikan kepada Surya Paloh. Usai doa, Anies langsung memberikan pengantar untuk mempersilakan Surya Paloh menyampaikan orasi politiknya.
"Doa yang dibaca Anies isinya justru powerful, menyentuh, cakupannya luas, dan topiknya menukik tajam pada persoalan yang sedang dihadapi rakyat kebanyakan," jelas dia.