Dari penyelenggaraan pemilu sebelumnya, cukup banyak permasalahan yang dialami pekerja migran dalam memilih di luar negeri.
Tiap kali mendengar kata pemilu, Marjenab, langsung teringat dengan para caleg yang suka umbar janji. Pekerja migran asal Brebes, Jawa Tengah yang mencari nafkah di Hong Kong itu sudah menganggap janji-janji manis para caleg sebagai lagu lama.
“Mereka datang, janji bakal membantu masalah kami. Tapi begitu terpilih, enggak datang lagi,” ucap Marjenab kepada Alinea.id, Senin (14/8).
“Realitanya, yang sering terjadi, aspirasi kami tidak pernah didengar. (Misalnya) mengenai libur dan biaya penempatan yang sangat besar.”
Aduan soal biaya penempatan dan perlakuan semena-mena majikan, menurutnya, hanya ditampung. Tanpa ditindaklanjuti para caleg, usai berhasil lolos ke Senayan.
“Para pejabat di KJRI (Konsulat Jenderal RI) juga hanya menampung saja aspirasi kami. Pada akhirnya berujung sebagai arsip, tanpa ada eksekusi,” ucapnya perempuan yang sudah bekerja di Hong Kong selama 21 tahun itu.