Sikap yang ditunjukkan Jokowi sebagai bentuk pendidikan politik bagi masyarakat.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf membantah jika calon presiden Joko Widodo mulai ofensif menyerang calon presiden dari nomor urut 02, Prabowo Subianto. Sikap yang ditunjukkan Jokowi dengan membalas pernyataan Prabowo dinilai hanya sebagai bentuk pendidikan politik bagi masyarakat.
“Pak Jokowi tidak ofensif. Pak Jokowi hanya melakukan pendidikan politik kepada rakyat, agar rakyat bisa membedakan mana pemimpin yang optimis dan pesimis. Mana pemimpin yang grasa-grusu ketika menerima informasi, mana pemimpin yang tertata dan tidak emosional,” kata Wakil Sekretaris TKN Jokowi- Ma'ruf Amin, Raja Juli Antoni di Jakarta pada Senin, (4/2).
Raja Juli mengatakan, saat ini banyak yang menuding Jokowi mulai menyerang Prabowo terkait dengan pernyatan tentang Indonesia bubar, kebohongan Ratna Sarumpaet, dan selang darah di RSCM dipakai 40 kali. Menurutnya, yang dilakukan Jokowi Justru sebagai bentuk klarifikasi dan bagian dari pendidikan politik.
Raja Juli menjelaskan, Jokowi sebetulnya menyukai kompetisi, namun demikian mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak menginginkan ambisi politiknya menyebabkan seorang pemimpin menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaannya.
Sekretaris Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu mencontohkan maksud dari ambisi politik yakni salah satunya dengan memberikan pernyataan bohong dan manipulative. Contohnya seperti selang cuci darah dipakai bergantian 40 kali dan terkait Haiti yang sebelumnya dikatakan ada di Afrika.