Kampanye yang diklaim dihadiri jutaan pendukung Prabowo-Sandi itu dinilai SBY tidak lazim.
Dari Singapura, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengirimkan surat keberatan atas model kampanye akbar Prabowo-Sandi di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (7/4) pagi. Surat itu dikirimkan ke sejumlah petinggi partai Demokrat.
Kampanye yang diklaim dihadiri jutaan pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 itu dinilai SBY tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif.
"Pemilihan presiden yang segera akan dilakukan ini adalah untuk memilih pemimpin bangsa, pemimpin rakyat, pemimpin kita semua. Karenanya, sejak awal set up-nya harus benar. Mindset kita haruslah tetap semua untuk semua," tulis SBY dalam surat itu.
Seolah sejalan dengan keberatan SBY atas model kampanye Prabowo-Sandi, Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) absen dalam kampanye akbar itu. Padahal, AHY biasanya rutin mendampingi Prabowo dalam kampanye ke berbagai daerah.
Dalam kampanye akbar tersebut, hampir semua petinggi partai politik pengusung Prabowo-Sandi hadir, semisal Ketua Dewan Pertimbangan PAN Amien Rais, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab pun bahkan turut berorasi via video yang ditayangkan di sela-sela kampanye.