Perhelatan PON ke-21 di Aceh dan Sumatera mendapat sorotan tajam karena masalah fasilitas dan konsumsi atlet yang dinilai buruk.
Perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21 di Aceh dan Sumatera Utara yang diadakan dari 9 hingga 20 September 2024 mendapat sorotan publik. Beberapa hari lalu misalnya, beredar video yang disebar atlet bola voli yang datang untuk bertanding di GOR Bola Voli Sumut Sport Centre, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Para atlet harus berjalan kaki menuju tempat bertanding dengan kondisi jalan yang buruk, penuh genangan air dan lumpur. Mereka harus menyeberang genangan air dan lumpur dengan berjalan meniti sebuah balok kayu. Lapangan untuk bertanding pun belum sepenuhnya selesai. Para atlet juga mengeluhkan konsumsi yang dinilai kurang layak.
Padahal, anggaran yang digelontorkan cukup besar. Pada Juli 2024 lalu, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mendukung anggaran senilai Rp516 miliar untuk penyelenggaraan PON di Aceh-Sumatera Utara. Dikutip dari Antara, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengatakan, anggaran negara untuk pesta olahraga empat tahunan itu dimanfaatkan untuk bidang pertandingan wilayah Aceh Rp72 miliar, bidang pertandingan wilayah Sumatera Utara Rp74 miliar, serta kebutuhan panitia, pengawas, hakim, dan keabsahan Rp30 miliar.
Lalu kebutuhan anggaran untuk acara seremonial pembukaan di Aceh Rp60 miliar dan penutupan di Sumatera Utara Rp41 miliar. Selain itu, kebutuhan untuk sarana pertandingan di Aceh Rp138 miliar dan di Sumatera Utara Rp101 miliar.
Namun, menurut data yang dihimpun DataAceh.id, jumlahnya lebih besar, yakni Rp811 miliar. Anggaran itu dialokasikan untuk revitalisasi tempat pertandingan, pembukaan tempat pertandingan, kepanitiaan, pengawas, hakim, hingga sarana dan pra sarana pertandingan.