Peristiwa

Etika di balik kritik satire BEM FISIP Unair

BEM FISIP Unair menyindir pelantikan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran dalam karangan bunga bernada satire.

Selasa, 29 Oktober 2024 16:00

Karangan bunga bernada satire menyindir pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang ditempatkan di Taman Barat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Surabaya pada Selasa (22/10) viral di media sosial. Tak lama, mengundang reaksi pihak kampus.

Pada Kamis (24/10), Ketua Komisi Etik FISIP Unair memanggil pihak Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Unair untuk meminta klarifikasi. Lantas, pada Jumat (25/10) pagi, Presiden BEM FISIP Unair Tuffahati Ullayyah bersama beberapa koleganya memenuhi panggilan Komisi Etik FISIP Unair.

Sore harinya, mereka menerima surat elektronik dari Dekanat FISIP Unair yang menyatakan BEM FISIP Unair dibekukan. Pembekuan itu tak berlangsung lama. Pada Senin (28/10), Dekanat FISIP Unair resmi mencabut surat pembekuan pengurus BEM FISIP Unair itu.

Menurut Dekan FISIP Unair Bagong Suyanto, langkah pembekuan itu dilakukan karena penggunaan diksi oleh BEM FISIP yang dianggap tidak sesuai dengan kultur akademik. Mereka diingatkan untuk tetap menjaga marwah akademik dan mendorong mahasiswa untuk menghindari bahasa yang kasar dalam kegiatan politik.

Bagong menyampaikan, pembekuan dilakukan terlebih dahulu karena pihak civitas fakultas belum sempat bertemu dengan para mahasiswanya. Sebab, mereka tengah libur.

“Mungkin kalau tidak hari libur, bisa langsung bertemu dan tidak pakai surat pembekuan,” kata Bagong kepada Alinea.id, Senin (28/10).

Immanuel Christian Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait