Sejak didirikan, Mossad telah menjalankan lebih dari 2.000 operasi intelijen yang menewaskan ribuan orang.
Kematian Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh masih menyisakan sejumlah tanda tanya. Hingga kini, metode pembunuhan Haniyeh simpang-siur. Pemerintah Iran sempat mengklaim Haniyeh tewas karena proyektil jarak pendek yang ditembakkan dari luar wisma tempat Haniyeh menginap.
Namun, sejumlah pejabat tinggi Iran lainnya menyebut Haniyeh tewas karena bom yang ditanam sejak dua bulan lalu di sebuah wisma yang dijaga Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) di Neshat, Iran. Bom itu diledakkan dari jarak jauh.
Israel dituding jadi pelakunya. Tak seperti biasanya, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu tak mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu. Operasi pembunuhan Haniyeh ditengarai dijalankan oleh agen-agen Mossad, badan intelijen Israel.
Meski tak ada bukti konkret, pengamat hubungan internasional dari Universitas Diponegoro (Undip) Marten Hanura menilai operasi pembunuhan Haniyeh hanya mungkin dilakukan oleh Mossad. Ia melihat eksekusi Haniyeh serupa dengan yang pernah dijalankan Mossad terhadap ilmuwan nuklir Iran.
“Dari pola yang ada, dari korban seperti pejabat Iran dan Hamas itu mengindikasikan kuat bahwa itu (adalah operasi agen) Mossad. Selain itu, Iran memang mudah disusupi,” kata Marten kepada Alinea.id, Selasa (6/8).