Perasaannya campur aduk, antara jengkel, marah dan kecewa melihat kinerja wasit Ahmed Al Kaf.
Pemandangan di Stadion Nasional Bahrain Jumat dini hari (11/10) membuat hati publik sepakbola Indonesia mendadak sesak. Perasaannya campur aduk, antara jengkel, marah dan kecewa melihat kinerja wasit Ahmed Al Kaf yang terlalu terang-terangan memihak tuan rumah dan merugikan timnas Indonesia.
Wasit asal Oman itu sepanjang pertandingan kerap menunjukkan sikap keras terhadap pemain Indonesia, dan sangat permisif dengan pelanggaran yang dilakukan para pemain Bahrain. Klimaksnya, ketika Indonesia unggul 2-1, wasit terus memperpanjang waktu melebihi penambahan waktu yang seharusnya. Dari enam menit menjadi sembilan menit. Bahrain pun mencetak gol, dan kedudukan menjadi imbang 2-2. Wasit plontos itu kemudian meniup pluit panjang.
Pengalaman pahit dari kepemimpinan wasit memang bukan satu kali saja dirasakan timnas Indonesia. Sebelumnya, ketika Piala Asia lalu, Indonesia juga dikerjai wasit saat melawan Qatar. Ada penalti yang kontroversial, dan kartu merah Ivar Jenner yang sama sekali tidak berdasar.
Publik pun akhirnya berasumsi bahwa tim Timur Tengah sering melakukan pekerjaan kotor untuk menang. Pemainnya banyak drama di lapangan, dan wasit dari kawasan itu terkenal berat sebelah.
Indonesia mungkin baru setahun belakang ini terkaget-kaget dengan pengalaman berlaga menghadapi tim Timur Tengah. Maklum, sebelumnya Garuda hanya 'bergaul' di tataran ASEAN dan jarang memainkan pertandingan penting melawan tim dari Arab.