Jika diperlukan, pemerintah merekrut para peretas.
Pusat data nasional (PDN) masih lumpuh setelah diserang ransomware LockBit 3.0 sekira dua pekan lalu. Kementerian Komunikasi dan Informastika (Kominfo) menargetkan PDN pulih pada Agustus 2024. PDN bisa pulih lebih cepat jika pemerintah membayar duit tebusan sebesar US$8 juta yang diminta peretas PDN.
Serangan terhadap PDN mengganggu sejumlah layanan publik. Direktur Jenderal Imigrasi Kemenkumham, Silmy Karim mengaku lumpuhnya PDN berdampak pada layanan keimigrasian di 431 titik. Selain itu, setidaknya ada 60 ribu paspor yang terhambat penerbitannya.
"Tetapi, ada hikmah yang kami dapat. Kami lebih bisa memahami dampak nyata dari serangan siber dan cara penanggulangannya," kata Silmy kepada juru warta dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Jumat (28/6) lalu.
Tak hanya pertahanan PDN yang bobol. Sepekan setelah serangan terhadap PDN, server milik Badan Intelijen Strategis (Bais) dan Indonesia Automatic Finger Identification System (Inafis) Polri juga diserang peretas dengan nama samaran MoonzHaxor.
Akun @FalconFeeds.io mengabarkan MoonzHaxor mengumumkan peretasan terhadap dua instansi itu di situs gelap, Senin (24/6) lalu. Di forum itu, MoonHaxor melego data yang berhasil diretas, yakni sebesar US$1.000 untuk database 2.000 pengguna berukuran 773 kilobita dan US$7.000 untuk data rahasia berukuran 33,7 gigabita.