Para korban termasuk putri mantan duta besar AS untuk Inggris dan putri pemain sepak bola terkenal.
Mohammed Al Fayed, seorang pengusaha asal Mesir yang dikenal sebagai mantan pemilik Harrods dan Fulham Football Club, beberapa kali menghadapi tuduhan pelecehan seksual. Kasus-kasus ini muncul dari beberapa wanita yang mengklaim bahwa mereka dilecehkan oleh Al Fayed pada rentang waktu berbeda, dengan beberapa insiden terjadi pada 1990-an dan 2000-an. Tuduhan tersebut meliputi tindakan yang tidak pantas dan pelecehan seksual saat Al Fayed masih aktif dalam dunia bisnis di Inggris.
Al Fayed sendiri membantah tuduhan tersebut dan menganggapnya sebagai upaya untuk merusak reputasinya. Sebagian besar kasus ini tidak berlanjut ke pengadilan, dan beberapa korban merasa bahwa kekuatan finansial dan pengaruhnya berperan dalam menghindarkan kasus dari ranah hukum. Meski begitu, tuduhan ini tetap menjadi bagian kontroversial dalam kehidupan Al Fayed hingga kematiannya pada tahun 2023.
Kasus masih bergulir. Pengacara Dean Armstrong pada hari Kamis mengatakan bahwa lebih dari 400 korban yang diduga telah menghubungi tim hukum yang menangani kasus terhadap Al-Fayed.
Sebuah dokumenter BBC pada bulan September mengungkap bahwa Al-Fayed, yang meninggal pada usia 94 tahun, melakukan pelecehan seksual terhadap staf perempuan di toko serba ada miliknya, Harrods, London, memaksa mereka menjalani pemeriksaan medis, dan mengancam akan memberikan hukuman jika mereka mencoba mengadu.
"Skala pelecehan yang dilakukan oleh Al-Fayed, dan difasilitasi oleh orang-orang di sekitarnya, sayangnya, terus bertambah," kata Armstrong dalam sebuah konferensi pers di London.