Peristiwa

Meredam kekerasan di sekolah

Kekerasan di satuan pendidikan meningkat sejak Juli hingga September 2024.

Rabu, 02 Oktober 2024 06:05

Nasib nahas menimpa KAF, 14 tahun, siswa madrasah tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Minggu (15/9) pagi, seorang gurunya melempar kayu berpaku yang menyasar ke kepalanya. Perkaranya, KAF dan teman-temannya yang diminta segera mandi dan bersiap menunaikan salah duha. Namun, para santri tak cepat melaksanakan perintah itu.

Akibat lemparan kayu berpaku itu, KAF tak sadarkan diri. Lantas dibawa ke RSUD Srengat Kabupaten Blitar, dan kemudian dirujuk ke RSUD Kabupaten Kediri. Namun, nyawanya tak tertolong.

Kasus yang menimpa KAF adalah satu dari sekian banyak kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat, terjadi lonjakan kasus kekerasan di sekolah sejak Juli hingga September 2024. Pada Juli, FSGI mencatat ada 15 kasus. Lalu, akhir September jumlahnya menjadi 21 kasus, sehingga total 36 kasus.

Dikutip dari Kompas.com, Ketua Dewan Pakar FSGI Retno Listyarti mengungkapkan, pada September 2024 ada lonjakan 12 kasus kekerasan di sekolah, yakni kekerasan seksual sebanyak enam kasus, kekerasan fisik lima kasus, dan kekerasan psikis satu kasus.

Mayoritas kasus terjadi di jenjang pendidikan SMP atau MTs sebesar 36%, SMA 28%, SD atau  madrasah ibtidaiyah (MI) 33,33%, dan SMK 14%. Sebesar 66,66% kasus terjadi di sekolah di bawah naunangan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan 33,33% terjadi di sekolah di bawah Kementerian Agama (Kemenag). Sementara total jumlah korban anak mencapai 144 peserta didik dan jumlah pelaku sebanyak 48 orang.

Kudus Purnomo Wahidin Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait