Gulzar, seorang buruh, mengisi hari kerjanya yang berdurasi 14 jam dengan empat kaleng "Hit".
Pemerintah Taliban telah membersihkan banyak tanda pengaruh Barat, tetapi tren minuman energi yang muncul bersama tentara AS tetap bertahan. Bahkan produksi minuman stimulan menumbuhkan industri dalam negeri yang berkembang pesat.
Alkohol dilarang di Afghanistan, tetapi minuman berenergi yang kaya kafein dikonsumsi oleh semua orang, mulai dari polisi rahasia hingga anak-anak, dan diiklankan di papan reklame lebih dari sekadar propaganda negara Taliban.
Banyak nama merek lokal yang mengingatkan pada perang lampau: "Commando", "Attack", dan "Predator".
"Jelas bahwa ada lebih banyak perjuangan dan kesulitan hidup di kalangan pemuda di sini," kata Milad Ghaznavi di lorong supermarket kota Herat yang menawarkan 40 jenis minuman.
"Minuman berenergi telah menjadi semacam kebiasaan dan keinginan bagi orang-orang," kata Ghaznavi kepada AFP.