Pria itu dipaksa bekerja shift lebih dari 15 jam, menghadapi hukuman dan pelecehan verbal karena tertidur saat bekerja.
Budi seorang penjual buah, sedang mencari prospek yang lebih baik saat melamar pekerjaan di bidang TI di Kamboja. Namun, ia berakhir di sebuah kompleks yang dijaga ketat tempat ia dipaksa melakukan penipuan daring.
"Saat tiba di sana, saya diminta membaca naskah," kata Budi, bukan nama sebenarnya, kepada AFP dengan syarat anonim. "Ternyata kami diminta bekerja sebagai penipu."
Pria berusia 26 tahun itu dipaksa bekerja 14 jam sehari di lokasi yang dikelilingi kawat berduri dan dijaga oleh penjaga bersenjata, katanya. Hari-harinya diselingi ancaman dari atasannya, dan malam-malamnya singkat. Di akhir enam minggu, ia hanya menerima US$390 dari US$800 yang dijanjikan.
FP menulis bahwa, ribuan orang Indonesia telah dibujuk ke luar negeri dalam beberapa tahun terakhir ke negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk pekerjaan dengan gaji yang lebih baik. Tetapi, mereka akhirnya jatuh ke tangan operator penipuan transnasional.
Banyak yang telah diselamatkan dan dipulangkan, tetapi puluhan masih mendekam di kompleks penipuan, terpaksa menjelajahi situs dan aplikasi media sosial untuk mencari korban.