Jerman dan Belanda termasuk di antara anggota NATO lainnya yang berencana untuk mengirim kapal perang ke wilayah tersebut.
NATO memperkuat kehadirannya di Pasifik Barat dengan mengirimkan kapal perang ke lebih banyak tempat. Langkah NATO ini berisiko memicu ketegangan dengan Tiongkok, yang khawatir tentang pengaruh aliansi yang semakin besar di kawasan tersebut.
Pendatang terbaru adalah kapal induk Italia Cavour, pertama kalinya Roma mengerahkan satu-satunya kapal induknya ke Pasifik. Cavour dan fregat Italia baru-baru ini mengadakan latihan dengan kapal induk AS USS Abraham Lincoln di dekat pulau Guam. Sehari kemudian, jet siluman F-35 dan AV-8B Harrier yang diluncurkan dari Cavour berlatih menembak jatuh target di udara.
"Ini adalah demonstrasi, terutama, dari kemampuan kita untuk memproyeksikan kekuatan di mana saja," kata Laksamana Muda Giancarlo Ciappina, komandan kelompok penyerang kapal induk Cavour.
Hanya sedikit analis keamanan yang memperkirakan angkatan laut Eropa akan memainkan peran garis depan dalam konflik apa pun di Pasifik. Namun, meningkatnya frekuensi kehadiran mereka mempersulit perhitungan Tiongkok yang meningkatkan tempo aktivitas militernya, termasuk penerbangan pesawat tempur dan pembom di dekat Taiwan dan konfrontasi dengan Filipina di Laut Cina Selatan.
Pada saat krisis, angkatan laut Eropa dapat menambah militer AS, seperti dengan menyediakan platform tambahan untuk pesawat AS, menambah kemampuan berburu kapal selam, atau berkontribusi pada misi pasokan. Anggota NATO memiliki perjanjian pertahanan bersama yang hanya berlaku untuk serangan di Eropa dan Amerika Utara, sehingga mereka tidak akan dipaksa secara hukum untuk saling membela di kawasan Indo-Pasifik.