Sepanjang pemerintahan Jokowi, konflik berdarah kerap meletup di Papua.
Konflik berdarah di tanah Papua jadi salah satu pekerjaan rumah yang tak mampu dirampungkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama dua periode. Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhammad Isnur menilai Jokowi tak menepati janji Nawacita terkait Papua.
"Kami melihat janji Jokowi di Nawacita menyelesaikan permasalah di Papua itu tidak terlaksana. Dia ingkar janji. Dia berbohong dan justru menempatkan Papua sebagai wilayah yang dikeruk habis-habisan sumber daya alamnya. Kemudian menyelesaikan konflik dengan pendekatan keamanan dan militer," kata Isnur kepada Alinea.id di Jakarta, belum lama ini.
Nawacita ialah serangkaian program yang dijanjikan Jokowi saat berkampanye di Pilpres 2014. Salah satunya ialah memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.
Menurut Isnur, masyarakat Papua sempat punya harapan besar bisa damai dan sejahtera saat Jokowi mendapat mandat jadi presiden pada 2014. Namun, perlahan harapan itu buyar setelah Jokowi justru cenderung lebih memilih menggunakan pendekatan keamanan dalam menuntaskan beragam persoalan di Papua.
"Masyarakat Papua pernah berharap tinggi konflik di Papua reda. Namun, Jokowi mengingkarinya. Jokowi justru melakukan pendekatan yang pakai kekerasan," tegas Isnur.