Bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Sukabumi disebut-sebut terparah sejak 10 tahun terakhir.
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sejak Selasa (3/12) menyebabkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Pada Rabu (4/12), beredar di media sosial video beberapa mobil minibus yang terseret arus banjir bandang di Kacematan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi akibat meluapnya Sungai Cikaso.
Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, dikutip dari Antara,Kamis (5/12), bencana di Kabupaten Sukabumi meluas dari yang awalnya hanya tersebar di 22 kecamatan menjadi 30 kecamatan yang terdampak.
“Dari hasil evaluasi petugas penanggulangan gabungan, bencana hidrometeorologi didominasi oleh tanah longsor. Namun, dampak terparah ditimbulkan dari bencana banjir,” ujar Ade, dikutip dari Antara.
Data per Kamis (5/12), bencana tanah longsor terjadi di 63 titik, banjir 30 titik, angin kencang 15 titik, dan pergeseran tanah 16 titik. Jumlah korban terdampak sebanyak 167 kepala keluarga, terdiri dari 437 jiwa.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, hingga Senin (9/12), sebanyak 10 orang meninggal dunia dan dua masih hilang akibat bencana banjir dan tanah longsor. Sebanyak 10 korban meninggal adalah warga di kawasan terdampak bencana, seperti Kecamatan Tegalbeuleud, Paburuan, Gegerbitung, dan Simpenan.