Ia mencatat bahwa BRICS lahir dari kebencian dan persaingan terhadap Amerika Serikat.
Seorang profesor hukum dan Direktur Jenderal Institut Penelitian & Pengembangan Hukum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Profesor Cyprian F. Edward-Ekpo menilai BRICS adalah organisasi yang syarat 'diktator'. Ia pun berupaya menjegal langkah Nigeria untuk tidak ikut-ikutan bergabung dengan BRICS.
Organisasi antarpemerintah BRICS didirikan pada bulan Juni 2009, sekarang menjadi BRICS Plus setelah 12 negara lain diterima untuk bergabung dengan anggota awal seperti Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan dan setelah sebelumnya menambahkan Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.
Dalam pernyataan pada hari Senin, Edward-Ekpo mengklaim organisasi tersebut memiliki kecenderungan menjadi organisasi yang “didukung oleh para diktator dan negara-negara yang disponsori oleh terorisme yang gemar melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan invasi terhadap negara-negara lemah.”
Ia mencatat bahwa badan tersebut lahir dari kebencian dan persaingan terhadap Amerika Serikat dan para pemimpin dunianya dengan Iran dan Rusia sebagai pemimpinnya.
“Mereka mendirikan BRICS sebagai cara untuk menghindari sanksi keuangan dan ekonomi, untuk bertindak tanpa kendali, atas berbagai pelanggaran hak asasi manusia dan invasi mereka terhadap negara-negara lemah.