Menteri Besar Johor Onn Hafiz Ghazi menyerukan agar partai-partai politik berhenti mempolitisasi keputusan tersebut.
Negara bagian Johor Malaysia mengubah peraturan hari libur untuk mengakomodir sektor bisnis dan waktu akhir pekan yang lebih nyaman bagi masyarakat. Tidak semua senang dengan perubahan ini. Sebagian menilai Johor telah kembali ke tradisi era kolonial.
Kritik ini ditanggapi dingin oleh bupati Johor Tunku Ismail Sultan Ibrahim. Ia mengatakan mereka yang tidak setuju dengan keputusan negara bagian selatan untuk mengubah akhir pekan menjadi Sabtu dan Minggu dapat pindah ke negara bagian Malaysia lainnya yang menerapkan Jumat dan Sabtu sebagai akhir pekan.
"Jika ada pihak yang kesal atau tidak puas karena agenda pribadi, ingin memprovokasi rakyat atau memiliki kepentingan politik, silakan pindah ke negara bagian yang masih memiliki Jumat dan Sabtu sebagai akhir pekan," kata Tunku Ismail dalam teguran keras yang diunggah di Facebook pada 10 Oktober.
Negara bagian lain di Malaysia yang mayoritas Muslim yang mengikuti akhir pekan Jumat-Sabtu adalah Kelantan, Terengganu, dan Kedah. Negara bagian ini dikendalikan oleh aliansi oposisi Perikatan Nasional (PN), yang dipimpin oleh Parti Islam SeMalaysia (PAS) yang konservatif dan Parti Pribumi Bersatu Malaysia.
Pada 7 Oktober, Tunku Ismail mengumumkan bahwa Johor akan kembali ke jadwal libur Sabtu-Minggu tahun depan dari jadwal Jumat-Sabtu yang berlaku saat ini. Ia mengatakan keputusan ini mempertimbangkan keinginan warga Johor untuk lebih banyak waktu bersama keluarga dan sejalan dengan proyek pembangunan yang akan menguntungkan negara bagian dan rakyatnya.