Menjadi orang kulit hitam di Jerman selalu berarti terpapar rasisme dalam berbagai bentuknya.
Suatu malam musim panas yang hangat di tahun 2020, karantina wilayah pertama di Jerman selama pandemi COVID-19 baru saja dicabut, ketika Omar Diallo dan dua temannya ingin merayakan Idul Adha, hari raya kurban bagi umat Islam.
Diallo, seorang migran berusia 22 tahun dari Guinea di Afrika Barat, mengatakan kepada Associated Press dalam sebuah wawancara baru-baru ini di Erfurt, ibu kota negara bagian Thuringia di Jerman Timur, bahwa ia dan teman-temannya sedang "menikmati hidup, bermain musik, berjalan-jalan di kota pada malam hari" ketika malam itu berubah menjadi tragis.
Saat mereka berjalan-jalan di taman, melewati sebuah bangunan penyimpanan besar yang bobrok, mereka tiba-tiba dihadang oleh tiga pria kulit putih berpakaian hitam.
"Mereka berteriak: 'Apa yang kalian inginkan di sini, orang asing sialan, keluar!'" kenang Diallo, matanya masih dipenuhi kengerian saat mengingat malam itu.
"Tiba-tiba jumlahnya tidak lagi tiga, tetapi lima, tujuh. Di mana-mana. Jadi tidak ada jalan keluar." Diallo tidak ingat berapa lama mereka diburu, tetapi pada suatu saat ia berhasil menelepon polisi, dan ketika petugas akhirnya tiba, para penyerang melarikan diri.