Kekurangan staf dan daftar tunggu yang panjang adalah alasan utama di balik frustrasi pasien terhadap petugas kesehatan.
Tentara Italia akan menjaga staf medis di sebuah rumah sakit di wilayah selatan Calabria mulai Senin (17/9). Langkah ini diambil setelah serangkaian serangan kekerasan terhadap dokter dan perawat oleh pasien dan kerabat yang marah di seluruh Italia.
Media lokal melaporkan bahwa Prefek (pegawai pemerintah jabatan tinggi di Italia) Paolo Giovanni Grieco menyetujui rencana untuk memperkuat layanan pengawasan yang sudah dioperasikan oleh tentara terhadap target-target sensitif di kota Vibo Valentia di Calabria, termasuk rumah sakit.
Serangan baru-baru ini terhadap pekerja perawatan kesehatan sangat sering terjadi di Italia selatan, yang mendorong serikat dokter nasional untuk meminta agar tentara dikerahkan guna memastikan keselamatan staf medis.
Titik baliknya adalah serangan di rumah sakit Policlinico di kota selatan Foggia pada awal September. Sekelompok sekitar 50 kerabat dan teman dari seorang wanita berusia 23 tahun — yang meninggal selama operasi darurat — mengubah kesedihan dan kemarahan mereka menjadi kekerasan, menyerang staf rumah sakit.
Rekaman video, yang beredar luas di media sosial, menunjukkan dokter dan perawat bersembunyi di sebuah ruangan untuk menghindari serangan. Beberapa dari mereka dipukul dan terluka. Direktur rumah sakit mengancam akan menutup ruang gawat daruratnya setelah mengecam tiga serangan serupa dalam waktu kurang dari seminggu.