Prinsip kebijakan luar negeri bebas aktif sebagai pedoman agar tidak terombang-ambing dalam tarikan kepentingan geopolitik negara asing.
Media interasional memberitakan Presiden Suriah Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia sebelum jatuhnya kota Damaskus ke tangan para pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pimpinan Abu Mohammed al-Golani.
Dunia kini menanti dengan cemas, bagaimana Golani menggunakan kekuasaan de facto yang kini berada di tangannya untuk melakukan pengalihan kekuasan. Kekhawatiran yang wajar mengingat Suriah selama ini diperintah dengan tangan besi oleh keluarga Hafez al-Assad, ayah Bashar al-Assad.
Banyak pihak khawatir akan muncul aksi balas dendam oleh para pemberontak terhadap keluarga Assad dan kroni-kroninya.
Dunia internasional bahkan mengkhawatirkan Suriah akan menjadi negara gagal (failed state) karena dikoyak oleh pertikaian kelompok-kelompok kepentingan yang berlatar etnik, suku dan agama.
Golani kepada stasiun televisi Al Jazeera pada 2014 menyatakan sikapnya, bahwa ia ingin membuat Suriah menjadi negara Islam dan tidak ada tempat bagi kelompok minoritas. Namun pada 2016, ia mulai menjaga jarak dengan kelompok radikal ISIS.