Duterte, putri mantan presiden Rodrigo Duterte, adalah calon wakil presiden Marcos dalam pemilihan presiden yang dimenangkan secara telak.
Wakil Presiden Filipina Sara Duterte membantah bahwa dirinya berencana membunuh Presiden Ferdinand Marcos. Ia mengatakan bahwa komentarnya yang memicu penyelidikan pemerintah hanya mencerminkan "kekhawatiran" terhadap mantan sekutunya.
Kemarin, Departemen Kehakiman negara itu menyebut Duterte sebagai "otak dalang" dari sebuah rencana pembunuhan presiden dan mengeluarkan panggilan pengadilan yang menuntutnya untuk hadir dalam penyelidikan resmi.
Langkah itu diambil setelah Duterte memberi tahu wartawan bahwa dia telah memerintahkan salah satu anggota tim keamanannya untuk membunuh Marcos, istrinya Liza Araneta-Marcos, dan sepupunya Martin Romualdez jika rencana pembunuhan terhadapnya berhasil.
Namun, Duterte tampaknya menarik kembali komentar tersebut hari ini. Ia menggambarkan pernyataan itu sebagai ekspresi "kekhawatiran" atas "kegagalan pemerintahan Marcos untuk melayani rakyat Filipina sementara mereka dengan ahli menganiaya musuh-musuh politik".
Dia juga mengatakan tuduhan pemerintah tentang rencana pembunuhan itu hanya "lelucon".