Setidaknya ada 3 tujuan yang ingin dicapai Golkar dan PAN di balik wacana mengusung Airlangga-Zulhas pada Pilpre 2024.
Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC), Zaenal A. Budiyono, memprediksi pertemuan intensif elite Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) dalam 2 bulan terakhir dapat mengasilkan kejutan. Apalagi, keduanya mulai serius mengusung kandidat alternatif pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, yakni Airlangga Hartarto-Zulkifli Hasan.
Jika itu terjadi, menurutnya, manuver tersebut bagian dari strategi keduanya agar "disorot" dalam pemilihan umum (pemilu). "Mereka tampak ingin membelah arus opini publik, yang selama ini hanya berputar di tiga nama bacapres (bakal calon presiden)," ucapnya dalam keterangannya, Selasa (6/6).
Diketahui, Partai Golkar dan PAN tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sementara itu, hingga kini hanya ada 3 kandidat capres yang mencuat, yakni Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto; eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan; dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Zaenal melanjutkan, Golkar dan PAN mafhum jika elektabilitas Airlangga belum setinggi Prabowo, Anies, dan Ganjar. Karenanya, kedua partai ini disinyalir mengusung tujuan lain di balik wacana menduetkan masing-masing ketua umumnya.
Pertama, ungkapnya, Golkar dan PAN diduga mau durasi "pertarungan" diperpanjang sembari berharap negosiasi di babak lanjutan. Peluang pilpres berlangsung 2 putaran terbuka lebar jika diikuti 3 pasangan calon (paslon) atau lebih.