Jokowi menempatkan orang-orang terdekatnya sebagai menteri di kabinet Prabowo-Gibran.
Presiden terpilih Prabowo Subianto rampung mengaudisi calon menteri dan calon wakil menteri yang bakal duduk di kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Selama dua hari berturut-turut, tepatnya pada Senin (14/10) dan Selasa (15/10), Prabowo memanggil 108 tokoh secara bergiliran ke kediamannya di Jalan Kartanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Dari 108 nama itu, tercatat ada 17 nama menteri dan wakil menteri yang masih menjabat di kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Para menteri Jokowi yang dipanggi Prabowo itu, antara lain Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Agus Harimurthi Yudhoyono (AHY), Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Keempat menteri itu akrab secara personal dengan Jokowi. Calon menteri lainnya yang juga dikenal sebagai orang dekat Jokowi ialah Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Wakil Menteri ATR Raja Juli Antoni.
Analis politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Yoga Putra Prameswari menilai masuknya para loyalis Jokowi di jajaran calon menteri kabinet Prabowo-Gibran merupakan indikasi kuat Jokowi kembali ikut "cawe-cawe". Menurut dia, Jokowi ingin tetap berpengaruh di pemerintahan Prabowo-Gibran demi memastikan proyek-proyek besar dilanjutkan Prabowo.
"Semisal soal Ibu Kota Nusantara (IKN). Itu menjadi penting bagaimana Jokowi ingin memastikan Presiden terpilih akan melanjutkan proses pembangunan IKN. Karena kalau itu tidak dilanjutkan tentu itu akan menjadi Hambalang kedua dan bisa menjadi catatan hitam bagi Presiden Jokowi," kata Yoga kepada Alinea.id, Kamis (17/10).