Celetuk ‘sontoloyo’ dan ‘tampang Boyolali’ jadi celah yang sukses digoreng masing-masing tim lawan.
Prabowo Subianto berdiri depan podium kantor pemenangan di Boyolali, Jawa Tengah yang baru saja diresmikan. Mengenakan setelan safari coklat, celana hitam, peci di kepala, ia berbicara dengan gayanya yang biasa: lantang dan berapi-api.
“Dan saya yakin kalian enggak pernah masuk hotel-hotel tersebut, betul? Mungkin kalian diusir, tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini."
Hari itu, Selasa (30/10).
Ucapan Prabowo yang diakui Juru Bicara Badan pemenangan Nasional (BPN) Suhendra Ratu sebagai retorika ini terlontar, usai mengritisi ketimpangan antara Jakarta dan daerah. Deretan hotel tumbuh subur bak cendawan di Ibukota, sangat kontras dengan desa di Kota Susu yang masih berjibaku dengan problem kesejahteraan warga.
Dalam keterangan tertulisnya, Minggu (4/11) itu, Suhendra juga menegaskan, salah satu agenda besar tim Prabowo-Sandi memang pemerataan aksebilitas kesejahteraan. Jadi, wajar jika Prabowo bicara begitu. “Tidak bermaksud mengecilkan orang Boyolali,” ungkapnya lagi.