Dukungan dari Ormas garis keras, HTI dan Cendana dianggap memberikan indikasi daur ulang Orde Baru oleh Prabowo-Sandiaga Uno.
Dukungan dari Ormas garis keras, HTI dan Cendana dianggap memberikan indikasi daur ulang Orde Baru oleh Prabowo-Sandiaga Uno. Bahkan, jika pasangan nomor 02 menang disebut-sebut Indonesia seperti mundur 52 tahun.
Dukungan dari Ormas garis keras dan mantan anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) terhadap pasangan Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dianggap menimbulkan indikasi negatif di masyarakat.
Tak hanya itu, bergabungnya keluarga Cendana dalam koalisi adil makmur juga semakin menambah kesan negatif bagi Paslon nomor urut 02 itu.
Pengamat Politik Boni Hargens mengatakan, Prabowo-Sandiaga Uno dianggap mendaur ulang pemerintahan Orde Baru dengan dukungan dari Ormas-ormas dan keluarga Cendana. Pasalnya, dukungan itu seolah-olah menggabungkan rezim otoriter dengan pro khilafah.
“Dukungan Ormas garis keras, HTI dan Cendana merupakan indikasi kuat bahwa Prabowo-Sandi akan mendaur ulang Orde Baru dalam varian yang lebih buruk,” kata dia di bilangan Jakarta Selatan, Jumat (4/1).