Salah satu alasan Anies menyetujui Cak Imin menjadi cawapresnya karena butuh yang dapat meningkatkan dukungan di Jatim dan Jateng.
Sejak dideklarasikan sebagai pasangan calon (paslon) presiden-wakil presiden (wapres), 2 September 2023, elektabilitas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) atau Amin di Jawa Timur (Jatim) belum menggembirakan. Ini tampak dalam berbagai hasil survei sejumlah lembaga.
Penelitian Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) periode 20-22 September, misalnya, pasangan Amin hanya meraih 12%. Adapun para pesaingnya meraih dukungan lebih tinggi, yakni Ganjar Pranowo-Mahfud MD 45% dan Prabowo Subianto-Erick Thohir 28%, dan yang tidak menjawa 14%. Kala itu, Ganjar dan Prabowo belum mengumumkan nama cawapres masing-masing.
Riset tersebut melibatkan 140 responden, yang merupakan warga Jatim. Mereka dipilih melalui metode random digit dialing (RDD) dan diwawancara melalui sambungan telepon. Hanya sekitar 80% dari total populasi di Jatim yang memiliki telepon.
Hasil tidak jauh berbeda terekam dalam survei Indikator Politik Indonesia periode 16-20 Oktober. Dukungan kepada Anies-Cak Imin hanya 15,4% dari total responden asal Jatim. Sementara itu, elektabilitas tertinggi Ganjar-Mahfud dengan 43,1% dan disusul Prabowo-Gibran 36,4%.
Indikator melaksanakan riset tersebut dengan melibat 2.567 orang di 34 provinsi se-Indonesia. Sebanyak 14,2% atau 364 orang di antaranya adalah penduduk Jatim. Responden, yang ditentukan secara simple random sampling, diwawancara langsung.