"Cak Imin dan tim sepertinya melakukan evaluasi dengan baik terkait performanya pada debat cawapres sebelumnya."
Calon wakil presiden (cawapres) nomor 1, Muhaimin Iskandar, dapat tampil apik dan trengginas pada debat keempat, Minggu (21/1) malam. Berbeda 180 derajat dalam kegiatan serupa sebelumnya.
Seperti pasangannya, Anies Baswedan, ia bahkan ofensif kepada pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sedari segmen pertama. Ini seperti beberapa diksi yang dilontarkannya ketika mengutarakan visi misi dan gagasan tentang pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, serta masyarakat adat dan desa.
Misalnya, ia membandingkan nasib sekitar 16 juta kepala keluarga (KK) petani gurem memiliki tanah 0,5 ha dengan Prabowo yang mempunyai lahan hingga 500.000 ha. Cak Imin, sapaannya, juga membahas program lumbung pangan (food estate) di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, dan wacana pembangunan tanggul laut raksasa (gian sea wall) di Pantai Utara Jawa yang dikerjakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) pimpinan Prabowo.
"Food estate terbukti mengabaikan petani kita, meninggalkan masyarakat adat kita, menghasilkan konflik agraria, dan merusak lingkungan kita. Ini harus dihentikan," tegasnya.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga menyinggung soal etik, yang secara tersirat bertalian dengan sanksi kepada paman Gibran cuma bekas Ketua Mahkamah Konstitusi, Anwar Usman. Anwar dicopot dari jabatannya karena terbukti melanggar kode etik berat dalam memproses hingga memutuskan uji materi menyangkut norma baru syarat calon presiden (capres)-cawapres.