Politik Genderuwo ditujukan kepada politisi yang kerap melakukan propaganda menakutkan, sehingga menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat.
Presiden Joko Widodo kembali menjadi perbincangan publik di akhir pekan ini. Bukan karena prestasinya, melainkan karena ucapannya yang dianggap kontroversial. Setelah belum lama mengucapkan politik sontoloyo, Jokowi kembali melontarkan ucapan satire Politik Genderuwo.
Ucapan itu disampaikan Jokowi saat tengah berpidato pembagian sertifikat tanah untuk masyarakat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada Jumat, (9/11). Entah ditujukan kepada siapa Jokowi mengucapkan hal tersebut.
Namun, yang pasti ucapan tersebut ditujukan kepada politisi yang kerap melakukan propaganda menakutkan, sehingga menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat.
Menurut Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf, Abdul Kadir Karding, Politik Genderuwo yang disampaikan Presiden Jokowi merupakan ucapan simbolik. Ucapan tersebut ditujukan kepada semua orang baik pemimpin atau politisi yang sering membangun narasi propaganda mengenai ketakutan dan kegalauan di tengah masyarakat.
“Jadi, rakyat sedemikian rupa dihantui oleh isu-isu palsu, hoaks, fitnah dan nyinyir yang bertujuan untuk menakut-nakuti rakyat,” kata Abdul di Jakarta pada Jumat, (9/11).