PJJ membuat siswa kurang bersosialisasi dengan teman sebayanya, bisa berdampak pada psikososial mereka.
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan format Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dinilai punya dampak buruk pada kualitas pembelajaran di sekolah. Di antaranya terhadap menurunnya intensitas belajar siswa.
Menurut Anggota Komisi X DPR RI Mustafa Kamal, PJJ membutuhkan dukungan infrastruktur dan teknologi, terutama di daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) dan perdesaan. Problem teknologi ini juga harus menjadi fokus utama bagi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek), agar terjadi pemerataan pendidikan antara daerah 3T dan Non 3T.
Untuk itu, ia meminta Kemendikbud-Ristek, meningkatkan kualitas PJJ. "Kemendikbud-Ristek harus berfokus pada strategi agar proses KBM siswa bisa meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya,” ujar Anggota Komisi X Mustafa Kamal dalam keterangannya, Senin (9/8).
"Kemendikbud-Ristek bekerjasama dengan Kominfo harus memastikan infrastruktur telekomunikasi sampai ke desa-desa,” imbuhnya.
Mustafa menambahkan, guru saat ini semakin terbatas dalam berinteraksi dengan siswa, baik dalam memberikan materi pembelajaran, pengayaan, ataupun diskusi dan penilaian. Selain itu, terbatasnya waktu belajar dan pertemuan tatap muka di sekolah juga menyebabkan kesulitan bagi guru untuk mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bagi siswa.