Di survei teranyar Charta Politika, PDI-P mengantongi elektabilitas hingga 26,3%.
Satu per satu keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninggalkan PDI-Perjuangan (PDI-P). Awal November lalu, Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi dilaporkan telah mengembalikan kartu tanda anggota PDI-P. Wali Kota Solo itu berkonflik dengan PDI-P setelah maju menjadi pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Wali Kota Medan, Bobby Nasution juga dikabarkan bakal hengkang dari PDI-P. Beberapa hari lalu, menantu Jokowi itu resmi mendeklarasikan dukungan untuk pasangan Prabowo-Gibran. Sebelumnya, Bobby sempat menyatakan bakal berdiri di barisan pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD, sebagaimana keputusan PDI-P.
Jokowi telah lebih dahulu pecah kongsi dengan PDI-P. Meski tak pernah menyatakan secara eksplisit, Jokowi dianggap jadi "dalang" terwujudnya pasangan Prabowo-Mahfud. Akhir Oktober lalu, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menyebut Jokowi telah meninggalkan PDI-P.
"Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi," ujar Hasto.
Meski tak bersama Jokowi lagi, saat ini elektabilitas PDI-P ternyata tak terpengaruh signifikan. Dalam survei yang dirilis Charta Politika, beberapa hari lalu, partai berlambang banteng moncong putih itu punya tingkat keterpilihan hingga 26,3%, dibuntuti Gerindra (17,8%) pada posisi kedua dan Golkar (8,1%) di peringkat tiga.