Meski kembali mempertemukan Joko Widodo dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019, Bamsoet yakin akan lebih seru.
Kendati berbagai survei menyebut elektabilitas Presiden Joko Widodo merosot, namun tak menurunkan keyakinan Partai Golkar akan peluang Jokowi kembali memenangi Pilpres. Partai Golkar optimistis peluang Jokowi lebih terbuka lebar ketimbang rivalnya.
Sejumlah hasil survei menunjukkan elektabilitas Jokowi merosot. Salah satunya, survei Charta Politica yang menyebut elektabilitas Prabowo Subianto naik pascadeklarasi, sebaliknya Jokowi terus turun.
Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo yakin petahana tetap unggul berhadapan dengan Prabowo.
Bambang menilai, keunggulan Jokowi terletak pada dukungan partai-partai politik, yakni PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Hanura, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Plus, elektabilitas sang petahana yang terbilang tinggi. Adapun satu partai politik, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) disebut mendukung dengan syarat asalkan memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres). Bandingkan dengan lawannya, Prabowo yang baru didukung oleh Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sementara itu, partai lain seperti Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN), sampai saat ini belum menentukan pilihannya. Opsi masih terbuka untuk bergabung dengan salah satu poros yang sudah ada, atau akan membentuk poros baru. Meskipun tebakan Bamsoet, sulit untuk terbentuk poros ketiga.
Bamsoet yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Koordinator Bidang Pratama DPP Partai Golkar ini memperkirakan kompetisi ulang terjadi kembali antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto, tapi dengan suasana yang lebih seru dibandingkan pada pemilu tahun 2014. Meski begitu, Bamsoet menyoroti poros pendukung capres Prabowo Subianto yang perlu meraih jumlah kursi parlemen minimal 20%.