Kepastian penghitungan suara berasal dari KPU bukan berasal dari quick count.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur yang mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak untuk tidak mengandalkan hitung cepat, sebelum ada hasil penghitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Harus diyakini proses setelah pencoblosan hari ini yakni tanggal 3 Juli, kepastian penghitungannya oleh KPU. Yang lain adalah atalah quick count atau hitung cepat. Jangan sampai nantinya justru menimbulkan permasalahan," kata Gubernur yang karib disapa Pakde Karwo usai menggunakan hak pilihnya di Surabaya, Rabu (27/6) seperti dikutip Antara.
Soekarwo mengingatkan agar pasangan calon atau paslon tidak merasa menang dalam quick count. Padahal dalam realitasnya tidak. Ia pun mengimbau apabila tersisa adanya sengketa dalam penyelenggaraan Pilkada, maka para pasangan calon diselesaikan dalam koridor hukum.
Sementara itu, Soekarwo menyebut kalau Jawa Timur didatangi oleh lembaga pemilihan umum internasional dari 24 negara dengan 150 orang peserta. Datangnya lembaga pemilihan umum internasional menjadi indikator kedewasaan politik di Jatim untuk membuat studi banding demokrasi politik dalam suasana Pilkada yang damai.
Pasalnya, masyarakat di Jatim memang punya tradisi dalam politik yang dewasa meskipun setiap 5 tahun sekali meningkat sesuai dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang meningkat. Bahkan, Jatim disebut sebagai sebuah basis yang plural.