Sejak awal muncul pro kontra soal vaksin Covid-19 yang memicu keraguan publik.
Pemerintah diminta segera memberikan penjelasan resmi hasil uji klinis tahap ketiga Sinovac agar masyarakat tidak panik. Pasalnya, beredar hoaks bahwa vaksin Sinovac mengandung boraks, merkuri dan unsur babi yang kemudian dibantah oleh Manajer Lapangan Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran (Unpad).
"Isu beredar melalui pesan percakapan tersebut dapat membuat masyarakat bingung, panik bahkan bisa distrust terhadap pemerintah. Saat ini info melalui aplikasi komunikasi di handphone sangat cepat beredar. Jika tidak segera ditangani, hal ini berpotensi mengancam keberhasilan program vaksinasi," ujar Ketua Tim Covid-19 F-PKS DPR RI Netty Prasetiyani Aher dalam keterangan tertulis diterima Senin (4/1).
Pemerintah, jelas dia, harus membangun kepercayaan masyarakat terhadap program vaksinasi melalui komunikasi publik yang antisipatif.
Sejak awal isu vaksin diangkat, lanjut dia, telah menimbulkan pro kontra yang menyebabkan keraguan publik. Oleh karena itu, Pemerintah harus segera mengumumkan hasil uji klinis Sinovac secara transparan, akuntabel dan penuh kejujuran.
"Jangan ada yang ditutupi apapun hasil uji klinis tersebut. Pemerintah juga harus memiliki kemampuan membangun komunikasi publik yang antisipatif, cepat dan akurat. Jangan sampai masyarakat lebih percaya pada info yang diperoleh melalui media sosial," bebernya.