Komisi I menduga kebocoran data di Indonesia tak lepas dari orang dalam.
Anggota Komisi I DPR, Nurul Arifin, mempertanyakan langkah pencegahan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) perihal kebocoran data yang terus terjadi belakangan ini. Bahkan, dalam sebulan terakhir, terjadi kebocoran data, mulai dari kebocoran 1,3 miliar data pengguna kartu SIM, data pelanggan Indihome dan data pelanggaan PLN.
"Kemudian yang terakhir 17 juta pelanggan PLN diperjualbelikan di situ online. Ini pertanyaanya kok bisa kebobolan terus?" kata Nurul dalam rapat kerja dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate di Senayan, Jakarta, Rabu (7/9).
Nurul menduga, kebocoran data di Indonesia tak lepas dari orang dalam. "Tidak mungkin kalau tidak ada orang dalam ini, Pak. Saya tidak tahu orang dalamnya yang terkait penyelenggara sistem elektronik (PSE), seperti SIM-nya bocor. Ini sebetulnya kan bisa diidentifikasi dari mana. Ini memalukan, Pak kalau menurut saya," ucap politikus Partai Golkar itu.
Nurul pun mengungkit kebocora data yang suda terjadi tiga kali selama satu bulan. Dia juga mempertanyakan mengenai transparansi dari sistem elektronik mana yang terdampak.
Menurut Nurul, saat Komisi I DPR melakukan kunjungan kerja ke Badan Siber dan Sandi (BSSN) beberapa waktu lalu, lembaga itu mengeklaim telah berkoordinasi dengan Kemenkominfo untuk melakukan investigasi kebocoran data. Kendati demikian, hingga saat ini hasil investigasi sama sekali belum terlihat.