Survei Indikator Politik Indonesia menyebut adanya mafia sebagai penyebab kelangkaan minyak goreng.
Survei opini publik Indikator Politik Indonesia mengungkapkan, mayoritas warga atau 83,7% mengaku kesulitan mendapatkan minyak goreng dalam beberapa waktu terakhir. Responden survei yang digelar pada 14-19 April 2022 menyebutkan, mafia ditengarai sebagai penyebab kelangkaan minyak goreng.
"Kelangkaan minyak goreng dialami hampir semua warga, sebesar 83,7% mengaku kesulitan mendapat minyak goreng dalam beberapa waktu terakhir," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis hasil survei nasional secara virtual, Selasa (26/4).
Burhanuddin menerangkan, dari total 1.220 responden yang disurvei, sebanyak 86,7% responden menyebut kelangkaan minyak goreng terjadi disebakan oleh harga dan permintaan pasar internasional meningkat. Dari jumlah ini, sebanyak 14,9% responden sangat percaya dan 71,8% mengatakan percaya dengan adanya mafia.
Sementara 7,3% menyatakan kurang percaya, 1,7% mengatakan tidak percaya sama sekali dan 4,3% merespon tidak tahu/tidak menjawab.
"Mayoritas kalau dijumlahkan ada 86,7% masyarakat yang terpilih sebagai sampel kita yang percaya bahwa memang ada mafia minyak goreng di balik kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng. Jadi ini menjelaskan lagi-lagi ketika survei dilakukan setelah 20 April hasilnya bisa beda. Karena pemerintah setelah tanggal 20 mencoba melakukan pendekatan lebih keras, termasuk menyetip ekspor, menangkap mafia minyak goreng," ungkap dia.