Yusril dapat mengamankan partainya, PBB yang selama ini sulit masuk Senayan.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin menilai keputusan Yusril Ihza Mahendra menjadi pengacara capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin adalah langkah tepat.
Bagi Yusril dengan memilih setuju menjadi pengacara capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf yang merupakan capres incumbent, bisa sama-sama menguntungkan. Yusril dapat mengamankan partainya yakni PBB (Partai Bulan Binatang) yang selama ini sulit masuk Senayan.
Ujang menilai sebagai petahana, Joko Widodo tetap membutuhkan berbagai dukungan untuk memenangkan kembali pemilu presiden. Antara lain dengan merekrut tokoh-tokoh yang kritis maupun yang berseberangan pandangan.
Seperti diketahui, sejumlah tokoh yang tadinya bersebrangan dan telah merapat ke kubu Jokowi antara lain: Kapitra Ampera (Pengacara Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq), Ali Mochtar Ngabalin, dan saat ini Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra yang mantan pengacara capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada Pemilu Presiden 2014.
"Tokoh-tokoh kritis yang direkrut ke kubu incumbent menjadi penting untuk menambahkan kekuatannya dan sebaliknya melemahkan kekuatan lawan dalam menghadapi, Pemilu 2019," terang Ujang.