Arteria Dahlan harap publik tak terbawa permainan politik pihak yang merasakan "post colour syndrome" soal pengecatan pesawat Presiden RI.
Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Arteria Dahlan merespon kritik Demokrat ihwal pengecatan ulang pesawat kepresidenan RI menjadi warna merah. Arteria meminta publik melihat sisi lain dari polemik tersebut, yakni dari warna biru menjadi warna merah putih yang merupakan warna bendera nasional Indonesia.
"Jangan sampai publik terbawa permainan politik pihak-pihak yang merasakan 'post colour syndrome', yang merupakan plesetan dari post power syndrome atau sindrom pascakekuasaan yang terjadi karena tak bisa melepaskan diri dari kekuasaan yang sudah hilang," kata Arteria dalam keterangannya kepada Alinea.id, Rabu (4/8).
Menurut Arteria, tak ada yang salah dengan pengecatan pesawat kepresidenan menjadi warna merah putih. Justru, kata dia, jika mau jujur dan hadirkan perdebatan, harusnya dipermasalahkan itu dulu di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Kok pesannya warnaya biru, padahal memungkinkan untuk memesan warna merah putih. Tapi kan kami beradab dan berpikiran positif saja," ujar dia.
"Warna bendera negara kita kan merah putih, bukan warna biru. Justru kita bertanya, kok dulu tak sejak awal pesawat itu diwarnai merah putih? Lalu apa yang salah dengan warna pesawat kepresidenan jika diubah menjadi merah putih sesuai warna bendera negara kita?," tanya Arteria.