Politik

Pemberangusan mimbar publik di pengujung era Jokowi

Kini, diskusi-diskusi yang temanya mengkritik pemerintah seolah telah dilarang.

Jumat, 04 Oktober 2024 12:10

Kasus-kasus pembubaran acara diskusi dan aksi protes lewat intimidasi dan kekerasan oleh "orang-orang tak dikenal" kian marak. Teranyar, sekelompok orang membubarkan acara diskusi bertema "Silaturahmi Kebangsaan Diaspora Bersama Tokoh dan Aktivis Nasional" salah satu hotel di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Diskusi yang digelar pada akhir September itu diniatkan sebagai forum silaturahmi dan tukar pikiran mengenai kondisi kebangsaan dan kenegaraan jelang pemerintahan baru Prabowo-Gibran. Namun, diskusi yang dihadiri tokoh-tokoh dari berbagai bidang itu batal digelar karena intimidasi sekelompok preman. 

Dalam sebuah siniar di Youtube, pakar hukum tata negara Refly Harun--termasuk salah satu peserta diskusi--mengungkap kronologi pembubaran paksa diskusi tersebut. Secara khusus, Refly menyoroti kehadiran "kepala preman" berambut kuncir yang memimpin operasi pembubaran diskusi tersebut. 

Tanpa merinci, menurut Refly, si rambut kuncir itu pernah hadir dalam acara politik sebuah parpol. Saat membubarkan acara diskusi tersebut, Refly mendengar sang kepala preman mengaku mendapat perintah dari atasan. 

"Kita enggak ngerti, ya, kok dia bisa ada di sana (acara parpol)? Artinya, ini bukan preman sembarangan. Akan tetapi, tentu kita tidak mengatakan bahwa partai politik tersebut terlibat. Tidak demikian," ujar dia. 

Kudus Purnomo Wahidin Reporter
Christian D Simbolon Editor

Tag Terkait

Berita Terkait