Arah dukungan PPP kepada Ganjar Pranowo membuat daya tawar Koalisi Indonesia Bersatu semakin rendah.
Pengamat politik Afdal Makkuraga Putra memandang kehadiran Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden telah mengubah peta koalisi dalam dunia politik. Bagaimana tidak, hanya seminggu setelah penetapan namanya oleh Megawati Soekarnoputri, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) langsung tunjuk tangan mengikuti.
Afdal mengatakan, signal PPP mendukung Ganjar di luar perkiraan, mengingat partai berlambang Kakbah ini sudah bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN). Koalisi ini tergolong tua mengingat didirikan 24 Mei 2022 atau nyaris satu tahun sudah terbentuk.
"Magnet Ganjar rupanya sangat kuat menarik partai lain ikut mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden," kata Afdal dalam keterangan, Kamis (27/4).
Kendati koalisi KIB belum bubar, lanjut Afdal, arah dukungan PPP membuat daya tawar koalisi ini semakin rendah. Dari sisi electoral threshold tidak lagi mencapai 20%.
Hal ini membuat peluang Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menjadi kandidat presiden semakin menipis. Maka dari itu, dukungan dari partai lain diperlukan. Ini bukan suatu hal yang mudah.