Pj Gubernur DKI Jakarta memiliki tantangan menjaga netralitas birokrasi dalam Pemilu maupun Pilkada 2024
Analis politik dari Exposit Strategic, Arif Susanto, mengungkapkan tantangan jangka pendek yang akan dihadapi penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta. Pj Gubernur DKI Jakarta akan mengisi kekosongan jabatan yang ditinggalkan Anies Baswedan pada Oktober mendatang, sebelum dilakukan Pemilihan Umum serentak di 2024.
Arif mengatakan, ada dua isu krusial yang akan dihadapi Pj Gubernur DKI Jakarta. Pertama, terkait isu-isu keseharian, dan yang kedua mengenai kesehatan publik.
"Isu-isu keseharian, misalnya kemacetan. Transportasi publik juga belum memadai. Membaik? Iya. Sudah bagus? Belum," kata Arif dalam forum diskusi publik di Kantor PARA Syndicate, Jakarta, Jumat (9/9).
Isu keseharian lain yang jadi tantangan di Jakarta yakni terkait ancaman banjir dan juga kejahatan jalanan. Menurut Arif, Pj Gubernur DKI Jakarta harus sudah memiliki skenario untuk mengatasi ancaman banjir dan meningkatkan keamanan jalanan di seluruh wilayah.
Kemudian, Arif menyoroti soal isu kesehatan publik. Arif menilai ada tiga isu kesehatan yang perlu jadi perhatian Pj Gubernur DKI Jakarta, yaitu terkait Covid-19, cacar monyet (monkeypox), dan demam berdarah dengue (DBD).