Rencana kenaikan harga kedelai yang memicu rencana mogok massal pengrajin tahu dan tempe.
Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo angkat bicara atas aksi mogok perajin tahu dan tempe akibat kenaikah harga kedelai. Dia menilai mogok massal bukanlah jalan keluar yang baik untuk mengantisipasi kenaikan kedelai.
Diketahui, para perajin tahu dan tempe di ibu kota yang tergabung dalam Puskopti DKI Jakarta berencana mogok memproduksi dan berjualan sejak hari ini hingga 23 Februari 2022. Aksi tersebut tak lepas dari harga kedelai yang naik.
Firman menyebut, rencana aksi mogok perajin tahu dan tempe bisa dimanfaatkan oleh para importir untuk mencari keuntungan, sehingga bisa menimbulkan gejolak harga.
"Oleh karena itu, saya menyarankan agar tidak usah demo dan mengurungkan niatnya. Malah saya khawatirkan ada kelompok-kelompok importir memanfaatkan ini supaya harga apapun impor saja. Karena ini akan terjadi gejolak harga," katanya kepada wartawan di Jakarta, Senin (21/2).
Firman menegaskan, harga kacang kedelai meningkat akibat fluktuasi harga internasional, khususnya di Amerika Serikat yang merupakan salah satu produsen terbesar kedelai selain Brasil, Argentina, dan China.